Tak Cukup hanya Sanksi Moral



PNS Tambah Libur Dinilai Rutinitas


Mataram (Suara NTB)
Fenomena PNS menambah libur pascalibur lebaran, mengundang keprihatinan kalangan Dewan. Anggota DPRD Kota Mataram, Drs. HM. Husni Thamrin bahkan menilai PNS terlambat masuk kerja alias menambah libur sendiri pasca libur lebaran merupakan rutinitas yang terjadi hampir setiap tahun.

Karenanya, terhadap PNS nakal ini, tidak cukup hanya diberikan sanksi moral berupa teguran atau peringatan. Sehingga tidak cukup hanya sanksi moral. ‘’Kalau bisa pak wali harus memberikan sanksi tegas kepada pegawai. Terutama pejabat, kepala SKPD, kepala unit atau bagian,’’ pintanya. Artinya, lanjut husni, ini menjadi barometer bagi Walikota untuk memposisikan mereka.

Untuk menguatkan sanksi tegas itu, perlu adanya payung hukum. ‘’Mungkin pak wali harus masukkan dalam Perwal tentang sanksi itu,’’ cetusnya. Sehinga, lanjutnya, ada kekuatan hukum ketika Walikota memberikan sanksi. Sebab, kalau hanya mengatakan memberikan sanksi tanpa jelas apa bentuknya, apalagi hanya sanksi moral, ia yakin tiap tahun akan ada PNS nakal yang menambah libur pascalibur lebaran.

Dikatakan Husni, berulangnya kejadian ini setiap tahun karena penerapan sanksi yang tidak tegas. ‘’Hanya lisan saja, sehinga saya lihat setiap tahun seperti itu,’’ imbuhnya. Dewan, demikian Husni tentu sangat menyayangkan indisipliner PNS tersebut. Apalagi selama ini Walikota juga terkesan hanya rutinitas saja dalam memberikan sanksi.

‘’Ya kalau cuma teguran atau peringatan, akan terus seperti itu,’’ katanya. Lain halnya kalau ada perwal yang mengatur soal itu. Sehingga sanksi-sanksi yang diberikan bagi PNS nakal menjadi jelas. Misalnya tunjangan dipotong dan sebagainya. Husni yakin, pola sanksi seperti memangkas tunjangan PNS akan mampu memberikan efek jera.

Sebelumnya diberitakan, ratusan PNS nakal yang menambah sendiri waktu liburnya, dikumpulkan di halaman Kantor Walikota Mataram. Tidak seperti janji Wakil Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana yang akan memberikan sanksi fisik seperti dijemur atau lari keliling lapangan, mereka hanya diberi teguran dan peringatan oleh Sekda Kota Mataram, Ir. Hl. Makmur Said. Padahal, kejadian serupa tetap terjadi setiap tahun. (fit)

Komentar