Birokrasi Harus Dibenahi



MARAKNYA keluhan dari kalangan pengusaha, menyusul kendala yang kerap mereka hadapi, membuat miris. Seperti disampaikan anggota Komisi II DPRD Kota Mataram, I Wayan Wardana, SH. Kepada Suara NTB di ruang kerjanya, Rabu (8/10) ia menyampaikan, dengan contoh kasus seperti ditemukan Komisi II DPRD Kota Mataram saat sidak ke hotel Bidari Cakranegara terkait pajak reklame, bahwa ada SOP (Standar Opersional) yang tidak jelas.

Seharusnya dalam pelayanan publik, apapun bentuknya, terlebih kepada investor, harus ada standar waktu yang jelas supaya tidak mengambang. Artinya, siapapun yang datang mengurus izin, misalnya, perlakuannya harus sama. ‘’Masak sampai berbulan-bulan tidak keluar izinnya, apa yang dikerjakan,’’ tanya politisi PDI perjuangan ini.

Menurut Wayan Wardana, solusi dari persoalan ini, birokrasi di Mataram harus betul-betul dibenahi. Ia mengaku cukup terkejut dengan pengakuan kalangan pengusaha yang kesulitan mendapatkan berbagai izin yang dibutuhkan untuk kelangsungan usahanya. Seharusnya, SKPD-SKPD yang berhubungan dengan perizinan harus mengedepankan transparansi. Bila perlu bagaimana alur perizinan berikut biayanya dan waktunya dipampang supaya masyarakat yang hendak mengurus izin mengetahuinya dengan jelas.

‘’Ya harus transparan, sudah tidak zaman main sembunyi-sembunyi,’’ kata Wayan Wardana. Menurutnya, tidak jelasnya SOP dapat menjadi penyebab sulitnya investasi yang ada berkembang. Ia mempertanyakan dimana letak masalahnya. Sampai-sampai kalangan pengusaha membandingan kemudahan yang di dapat dari daerah tetangga Kota Mataram.

Dimana-mana, lanjut Wayan wardana, investor pasti mencari kemudahan dan kenyamanan. Untuk itu, alur birokrasi harus ditata. Karena selama ini pelayanan perizinan di Mataram belum memberi rasa nyaman kepada kalangan pengusaha. Hal ini jelas akan berimplikasi pada PAD Kota Mataram.

Karena tidak menutup kemungkinan keluhan yang sama juga dirasakan penguasaha lainnya. Padahal, dengan keberadaan hotel-hotel di Mataram memberi banyak sumbangan PAD. Mulai dari pajak hotel dan restoran, pajak reklame. Belum lagi retribusi sejumlah izin yang dibutuhkan. ‘’Kalau memang kita ingin maju, mainset birokrasi ini harus diubah,’’ katanya sembari menambahkan, agar betah berinvestasi di Mataram, dunia usaha harus diberikan pelayanan maksimal. (fit)

Komentar