Dukung Wacana PLN



 WAKIL Ketua DPRD Kota Mataram, Muhtar, SH., mengaku sangat mendukung wacana yang dilontarkan manajer PLN area Mataram, Bagus Hari Abrianto untuk pola penanganan listrik ke depan menggunakan sistem kabel bawah tanah. Ditemui Suara NTB di ruang kerjanya, Kamis (2/10), Muhtar tidak menampik bahwa selama ini yang kerap membongkar jalan untuk keperluan pemasangan utility baik milik PDAM, Telkom maupun PLN.

‘’Kadang-kadang ini jalan sudah bagus-bagus, dibongkar dipasang,’’ cetusnya. Karenanya, ketika pihak PLN area Mataram melontorkan ide pembuatan gorong-gorong khusus untuk pemasangan kabel, pipa dan lain sebagainya, Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Kota Mataram ini menyatakan dukungannya. Dengan pola gorong-gorong, diyakini infrastruktur bisa tertata lebih baik.

Sebetulnya, lanjut Muhtar, kalangan Dewan telah menyampaikan hal ini sebelumnya kepada eksekutif. Hanya saja, usuan itu belum mendapat respon positif. Kini, dengan semakin mendesaknya pola gorong-gorong itu diterapkan di Mataram, Muhtar kembali meminta pihak eksekutif untuk mengakomodir usulan pihak PLN area Mataram.

Namun demikian, anggaran untuk membuat gorong-gorong terpadu tentu tidak bisa ganya dibebankan kepada Pemkot Mataram. ‘’Kalau semua dibebankan kepada pemerintah, jelas tidak mampu,’’ ujarnya. Karenanya, demikian Muhtar, semua pihak harus dilibatkan. Demikian pula jika wacara pola gorong-gorong ini nantinya akan diwujudkan, tentu harus ada sharing anggaran dari pihak-pihak yang bakal memanfaatkan gorong-gorong itu nantinya. Karena, pembuatan gorong-gorong terpadu tentu akan menelan anggaran yang tidak sedikit.

Tidak hanya PLN tapi juga Telkom dan PDAM. ‘’Ini program yang harus dilaksanakan dan ini adalah solusi yang baik,’’ imbuhnya. Karena bagaimanapun, semua pihak memiliki kepentingan terhadap gorong-gorong terpadu itu. Persoalan ini, menurut Muhtar memang harus diantisipasi dari awal. Karena selama ini, dengan pola konvensional atau bongkar jalanpun, bukan tanpa anggaran.

Justru, bisa dikatakan anggaran keluar dua kali. Pertama saat dibangundan kedua saat membongkar. Kadang, setelah dibongkar, jalan tersebut tidak langsung diperbaiki, sehingga berpontensi menggangu kenyamanan warga yang melintas di sana. Kata Muhtar, penggunaan pola gorong-gorong akan membuat Kota Mataram terlihat lebih bersih dan rapi. ‘’Jadi tidak perlu lagi pakai tiang,’’ tandasnya. (fit)

Komentar