MESKI
belum memiliki kantor tetap, Kelurahan Ampenan Utara tetap berupaya
mengembangkan potensi yang ada di sana. Seperti disampaikan Lurah Ampenan
Utara, Saharudin, kepada Suara NTB di
kantornya, bahwa mata pencaharian warga Ampenan Utara tidak hanya terfokus pada
satu profesi saja.
Namun,
saat ini, kata Saharudin, warga Ampenan Utara sedang berupaya mengembangkan
budidaya jamur tiram. Hasilnya cukup mampu menopang perekonomian warga yang
menggeluti usaha tersebut. Terbukti, warga sampai kewalahan memenuhi permintaan
pasar tak kurang dari 25 kilogram per hari.
Setidaknya,
di Ampenan Utara, sambung Saharudin, ada tiga lingkungan yang mengembangkan
budidaya jamur tiram. Tiga lingkungan itu, masing-masing Lingkungan Jempong, Batu
Raja dan Tinggar. Mengenai pemasaran, tidak ada kendala berarti. Sebab, warga
di tiga lingkungan yang tergabung dalam kelompok, kerap memasarkan langsung
jamur yang sudah dipanen ke pasar-pasar.
Ilmu
budidaya jamur tiram di Kelurahan Ampenan Utara pertama kali diperkenalkan oleh
warga pendatang. ‘’Itu katanya belajarnya di Jawa,’’ cetus Saharudin. Warga
itulah yang kemudian mengedukasi kelompok masyarakat lainnya. ‘’Jadi, warga
yang mau belajar bisa datang langsung ke tempatnya,’’ imbuhnya. Karenanya, ia
tetap mengimbau kepada warga Ampenan Utara agar pandai-pandai memanfaatkan
pekarangan rumah untuk bercocok tanam.
Saharudin
tidak menampik kalau warga Kelurahan Ampenan Utara banyak mendapat bantuan dari
Pemkot Mataram. ‘’Tapi saya tidak mau intervensi. Bantuannya langsung ke
masyarakat,’’ akunya. Pihak kelurahan dalam hal ini hanya memfasilitasi. Ia
berharap bantuan yang telah didistribusikan itu ke depan bisa berkembang. Terbukti,
tidak sedikit warganya yang memilih berjualan di Pasar Kebon Roek. (fit)
Komentar