KOMISI
IV DPRD Kota Mataram mengapresiasi pembentukan Satgas Sosial oleh Disosnakertrans
Kota Mataram. Pembentukan Satgas Sosial yang diklaim satu-satunya di Indonesia
ini dianggap cukup efektif mengatasi persoalan anjal (anak jalanan) di Mataram.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Mataram, Herman, AMd kepada Suara NTB di ruang kerjanya, Sabtu
(18/10) mengatakan, sebagai bentuk apresiasi pihaknya terhadap penanganan anjal
yang telah dilakukan Disosnakertrans, komisi yang membidangi masalah
kesejahteraan masyarakat ini siap memperjuangkan anggaran penanganan anjal.
Karena,
ketika Mataram ditargetkan menjadi kota bebas anjal, tentu harus ada dukungan
anggaran. Menurut Politisi Gerindra ini, kalau memang anggaran itu dibutuhkan
untuk penangan anjal, pihaknya siap mendukung penganggaran penanganan anjal
yang katanya membutuhkan anggaran Rp 200 juta per tahun. Herman berharap,
dukungan anggaran Rp 200 juta per tahun, membuat kinerja Disosnakertrans
menjadi maksimal.
Terutama
dalam hal penanganan anjal. Terlebih dengan sudah terbentuknya Satgas Sosial. ''Satgas
Sosial ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain,'' ujarnya. Dikatakan Herman,
penanganan anjal tidak selesai sampai razia atau penertiban saja. Justru, anjal
pascatertangkap, membutuhkan penanganan berkelanjutan. ''Jangan sampai, setelah
dirazia, tidak ada kelanjutannya,'' ujar Herman.
Namun
demikian, sejak bulan ramadhan hingga saat ini, keberaan anjal cenderung
terkendali. Ini terlihat dari beberapa perempatan yang menjadi favorit para
anjal, sepi dari aktivitas menengadahkan tangan kepada para pengguna jalan.
Sebab, anjal yang kerap terjaring razia, rata-rata dalam usia sekolah. Herman
berharap, anjal yang tertangkap diberi pembinaan lalu dikembalikan kepada orang
tuanya. Apabila mereka anak putus sekolah, maka harus dikembalikan ke bangku
sekolah.
Demikian
pula, bila anjal yang tertangkap berasal dari luar Mataram, maka perlu ada
penanganan lintas daerah. Terkait wacana pembangunan rumah singgah, Herman
memandang itu langkah yang baik. Rumah singgah, katanya sangat diperlukan
sebagai wadah berkomunikasi. Selama ini, anjal seolah tidak dapat tempat. ''Sehingga
bisa jadi ajang komunitas,'' pungkasnya. (fit)
Komentar