Disiplin Harus Jadi Budaya



TERTANGKAPNYA oknum PNS yang diduga berkeliaraan saat jam kerja oleh Satpol PP Provinsi NTB, sepertinya sudah menjadi hal yang biasa. Pasalnya, PNS bolos kerja sekarang sudah bukan rahasia lagi. Dalam banyak kesempatan, tidak sedikit oknum PNS mempertontonkan ketidakdisiplinannya menjadi abdi negara.

PNS sebagai abdi negara seharusnya menjadi panutan bagi masyarakat yang notabene bukan PNS seperti mereka. Mereka (PNS, red) digaji oleh negara, sehingga wajib hukumnya memberi kontribusi nyata dalam pembangunan daerah. Kontribusi paling sederhana yang bisa dilakukan yakni dengan menjaga kedisiplinan. Kedisplinan itu tentu bukan hanya ketika ada pimpinan mereka. Meskipun PNS adalah orang-orang berpendidikan tapi nyatanya memang tidak mudah mengajak mereka menjadi disiplin.

Fenomena yang terjadi di kalangan PNS, mereka terlihat disiplin ketika pimpinan mereka ada. Tetapi sebaliknya, jika pimpinan mereka misalnya sedang ada tugas di luar kantor, oknum PNS kerap mencuri-curi kesempatan. Tidak saja pulang lebih awal tapi juga keluyuran saat jam kerja. Seolah tidak punya malu, meski dilihat masyarakat sedang berbelanja di pasar atau bahkan di mall, PNS itu seolah cuek saja.

Sikap tak tahu malu dari oknum PNS itu harus diakui sebagai indikasi bahwa PNS belum selesai dengan masalah kedisiplinan. Kalau saja semua PNS menjadikan disiplin itu sebagai budaya rutinitas, tentu aparat Satpol PP tidak perlu capek-capek melakukan razia setiap saat. Tingginya intensitas razia PNS bolos kerja menggambarkan betapa sesungguhnya mereka belum siap menjadi PNS.

Ibarat penyakit kronis, akhirnya memang tidak ada cara lain membuat mereka sadar akan tugas dan tanggungjawabnya sebagai PNS selain menggelar razia setiap saat. Setidaknya, dengan razia setiap saat bukan tidak mungkin membuat oknum PNS yang doyan bolos berpikir dua kali akan melakukan hal serupa. Razia yang dilakukan Satpol PP NTB, terbilang cukup efektif.

Terbukti, setiap kali menggelar razia, selalu ada oknum PNS yang terjaring razia. Bukan hanya oknum PNS lingkup Pemprov NTB tapi juga dari kabupaten/kota lain, seperti Kota Mataram. Sayangnya, upaya membuat para PNS ‘’insyaf’’ hanya intens dilakukan oleh Satpol PP NTB. Daerah-daerah lain seperti Mataram justru hampir tidak pernah melakukan razia PNS.

Nihilnya kegiatan penertiban PNS malas di Mataram, bukan karena Satpol PP tidak mau, melainkan dari Pemkot Mataram sendiri belum ada arahan untuk itu. Sampai-sampai Kepala Bidang Trantibum Sat. Pol PP Kota Mataram, Bayu Pancapati mengkritisi sikap Pemkot Mataram yang terkesan tidak memfungsikan mereka. Padahal, oknum PNS yang terjaring razia oleh Satpol PP NTB, lima diantaranya oknum PNS lingkup Pemkot Mataram.

Untuk menciptakan aparatur pemerintahan yang disiplin memang tanggung jawab bersama. Untuk itu, Pemkot Mataram memang sebaiknya meniru langkah Satpol PP NTB yang intens melakukan razia sebagai upaya penegakkan disiplin PNS. (*)

Komentar