Pembangunan TPA Harus Disosialisasikan



RENCANA Pemkot Mataram akan membangun TPA di tengah kota, bisa jadi merupakan langkah solutif mengatasi over kapasitas TPA Kebon Kongok milik Pemkot Mataram di Desa Suka Makmur Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat. Rencana ini harus disosialisasikan jauh-jauh hari sebelumnya. Kalau tidak disosialisasikan sejak dini, dikhawatirkan pembangunan TPA itu akan terganjal protes dari warga.

Pemkot Mataram harus belajar dari pengalaman ketika membangun TPA Kebon Kongok di daerah tetangga. Meskipun Kabupaten Lobar merupakan kabupaten induk dari Kota Mataram, nyatanya, awal-awal pembangunan TPA itu sempat diwarnai protes warga sekitar TPA. Demikian pula pengalaman pembangunan TPS (Tempat Pembuangan Sementara). Masyarakat sering menolak pembangunan TPS di sekitar pemukiman mereka. Alasannya tentu karena bau yang tidak sedap.

Jangan sampai, karena minim sosialisasi, rencana pembangunan TPA tersebut justru mendapat penolakan dari warga. Pemkot Mataram juga harus memikirkan teknologi agar sampah yang nantinya dibuang ke TPA yang bakal dibangun di tengah kota, tidak mengganggu masyarakat sekitar. Mengingat volume sampah yang begitu tinggi di Mataram, maka sudah sepatutnya Mataram merancang TPA berbasis teknologi.

Seperti diketahui, produksi sampah di Kota Mataram cukup tinggi setiap hari mencapai 1.400 meter kubik. TPA berbasis teknologi diharapkan mampu menjawab persoalan sampah di Kota Mataram. Apalagi menurut Kepala Bappeda Kota Mataram, Lalu Martawang TPA berbasis teknologi telah diterapkan di berbagai negara maju di dunia. Membangun sebuah TPA yang pengelolaannya menggunakan teknologi canggih tidak memerlukan lahan yang luas. Teknologi yang digunakan bisa berupa incenerator atau mesin penghancur sampah.

Pemkot Mataram harus mengkaji dengan cermat lokasi mana yang paling pas dijadikan TPA. Dengan adanya TPA berbasis teknologi ini, Kota Mataram diharapkan tak lagi terjebak dalam persoalan sampah. Selama ini pola yang diterapkan dalam pengelolaan sampah di Mataram adalah pola ambil, angkut, dan buang. Selama ini, salah satu kendala tidak maksimalnya penanganan sampah karena jarak tempuh yang cukup jauh dari Mataram ke TPA Kebon Kongok.

Rencana pembangunan TPA berbasis teknologi ini akan diintegrasikan dan didukung oleh program eco-district yang didanai pemerintah Prancis. Diharapkan rencana ini bisa segera direalisasikan. Untuk itu pihaknya mengharapkan dukungan dari semua pihak termasuk masyarakat. Walaupun nantinya TPA ini berada di wilayah Kota Mataram, tapi tidak akan menimbulkan dampak lingkungan seperti yang diperkirakan warga.

Kendati demikian, rencana pembangunan TPA ini tetap harus disosialisasikan sejelas-jelasnya kepada masyarakat. Terlebih masyarakat di sekitar TPA itu. Pemkot Mataram harus mampu meyakinkan masyarakat terkait teknologi yang akan digunakan sehingga tidak ada salah persepsi di masyarakat. (*)

Komentar