RETAKNYA
kantor baru Dinas Dukcapil Kota Mataram di Lingkar Selatan disesalkan kalangan
Komisi III DPRD Kota Mataram. Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Mataram, Syamsul
Bahri, SH., memastikan retaknya bangunan kantor yang baru rampung pengerjaanya
itu, bukan karena faktor alam seperti gempa bumi.
‘’Kalau
kita lihat ini kalau hanya satu saja yang retak atau dua, kan berarti bukan
bencana alam,’’ ujar Syamsul menjawab Suara
NTB di Mataram, Kamis (19/3). Menurut Syamsul, ada banyak faktor yang
menyebabkan retaknya bangunan Kantor dinas Dukcapil tersebut. Bisa jadi,
lanjutnya, karena campuran material dengan komposisi yang kurang pas. Dalam hal
ini, peran konsultan pengawas menjadi sangat vital.
Syamsul
menyayangkan bila konsultan pengawas tidak benar-benar serius melakukan
pengawasan dalam pelaksanaan pembangunan proyek yang menelan anggaran miliaran
rupiah itu. Sebab, bukan tidak mungkin akibat pengawasan yang kurang maksimal,
rekanan menjadi leluasa mengerjakan pembangunan proyek diduga tak sesuai
spesifikasi.
‘’Inikan
manusia yang bekerja, bukan pengarat kambing atau tempat naruh sapi,’’
kelakarnya. Ada kekhawatiran pihaknya, dari segi waktu proyek pembangunan tiga
kantor di Lingkar Selatan, masing-masing Dinas Koperindag, Dikes dan Dinas
Dukcapil terkesan kejar target. Padahal, kata Syamsul, kalau dilihat dari segi
kontrak, waktunya cukup panjang.
Toh,
sambung politisi Nasdem ini, tidak sulit mencari material seperti pasir, bata
dan semen. Ia mengatakan, rekanan yang mendapat pekerjaan proyek harus punya
moral. ‘’Artinya, sudah dikasi pekerjaan, jangan sampai disia-siakan,’’
pintanya. Justru rekanan harus menjaga amanah yang telah diberikan kepadanya.
SKPD
terkait sebagai pemilik proyek diminta lebih selektif memilih rekanan maupun
konsultan pengawas. ‘’Mana yang punya kantor dan mana perusahaan
‘’jalan-jalan’’,’’ katanya. Hal ini dianggap cukup menentukan kinerja rekanan
dan konsultan pengawas di lapangan. (fit)
Komentar