Kepala Daerah Harus Tegas

SERAPAN keuangan rendah, sepertinya memang sudah menjadi masalah klasik yang selalu dihadapi SKPD. Hal itulah yang saat ini tengah melanda sejumlah SKPD lingkup Pemprov NTB. Capaian beberapa SKPD lingkup Pemprov NTB pada triwulan pertama, Januari hingga Maret, mengecewakan. Bagaimana tidak, capaian SKPD dibawah pimpinan Gubernur NTB, TGH. M. Zainul Majdi ini, rata-rata masih rendah. Parahnya lagi, sebagian besar  tidak mencapai target.

Seperti dilansir Suara NTB, sampai 31 Maret 2015 ada sejumlah SKPD yang realisasi keuangannya di bawah 10 persen. Beberapa SKPD yang realisasi keuangannya buruk pada triwulan pertama 2015 antara lain, Dinas Kesehatan (Dikes) NTB. Sampai dengan 31 Maret 2015, Dikes menargetkan realisasi keuangan sebesar 21,85 persen. Sementara realisasinya hanya mencapai 9,47 persen. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) NTB, dari target 21,66 persen hanya mampu tercapai 9,97 persen.

Bappeda NTB, dari target 21,23 persen, hanya mampu tercapai 9,6 persen. RSJP dengan target 21,23 persen, hanya mampu tercapai 7,66 persen. Dikpora, dengan target 21,18 persen hanya mampu tercapai sebesar 7,41 persen. Biro Administrasi Kesda dan SDA dengan target 21,10 persen hanya mampu tercapai 9,67 persen.

Selanjutnya, RSUP NTB dengan target 20,92 persen hanya mampu tercapai 4,98 persen. Biro Administrasi pembangunan dengan target 20,88 persen hanya mampu tercapai 9,57 persen. Dinas Pertanian TPH dengan target 20,32 persen hanya mampu tercapai 9,04 persen. Biro Perekonomian dnegan target 20 persen hanya mampu tercapai sebesar 7,72 persen.

Kemudian Biro Administrasi Kesra, dengan target 19,90 persen hanya mampu tercapai 4,89 persen. Disbudpar dengan target 19,75 persen, tercapai sebesar 6,5 persen. BKD dan Diklat dengan target 19,53 persen hanya tercapai 5,69 persen. Distamben dengan target 17,63 persen, tercapai 6,73 persen serta Disbun dengan target 16,32 persen hanya tercapai 7,95 persen.

Kondisi ini memang tidak hanya dialami Pemprov tapi juga SKPD yang ada di kabupaten/kota. Kota Mataram misalnya, pada triwulan pertama setidaknya ada empat SKPD yang realisasi keuangannya paling rendah, bahkan tidak mencapai target. Serapan anggaran untuk triwulan pertama tahun anggaran 2015, empat SKPD lingku Pemkot Mataram yakni Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga serta Sekretariat Daerah Kota Mataram masih rendah.

Penyerapan anggaran dari masing –masing SKPD yang ditargetkan hanya 17,5 persen pada triwulan pertama. Sekretariat Daerah menduduki peringkat pertama dengan realisasi serapan anggaran paling rendah hanya 5 persen, kemudian diikuti oleh Dinas Pekerjaan Umum dengan serapan anggaran 7 persen. Posisi ketiga dengan realisasi paling rendah yakni Dinas Kesehatan dan terakhir Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga 12 persen.


Sebetulnya agak janggal ketika ada SKPD yang tidak mampu mencapai target. Pasalnya, target itu mereka sendiri yang menentukannya. Sebaliknya, sangat disayangkan, ketika ini dipersoalkan masyarakat, pihak SKPD selalu berusaha membela diri. Mestinya SKPD mengakui bahwa mereka tak mampu mencapai target dan segera meningkatkan capaiannya. Terhadap SKPD yang capaiannya rendah, kepala daerah harus tegas. Misalnya mengganti pimpinan SKPD dengan figur yang betul-betul berkompeten di bidangnya. (*)

Komentar