Harus Mampu Berinovasi

MINIMNYA anggaran yang diberikan Pemkot Mataram kepada BP2KB (Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana) Kota Mataram menjadi sorotan kalangan Komisi IV DPRD Kota Mataram. ‘’Artinya sudah menjadi suatu keharusan (Dianggarkan, red) di dalam APBD Kota Mataram, walaupun launchingnya sudah sejak tahun 2014 lalu,’’ ujar anggota Komisi IV DPRD Kota Mataram, I Gusti Bagus Hari Sudana Putra, SE., menjawab Suara NTB di DPRD Kota Mataram, Kamis (11/6).

Supaya bisa mewujudkan KLA (Kota Layak Anak) pada tahun 2018 mendatang, progres yang harus dilakukan oleh pemerintah dan stake holders yang ada, harus jelas. Mulai dari perencanaan, penganggaran hingga program harus jelas. Kalau sampai sekarang, anggaran yang diberikan kepada BP2KB sebagai leader dalam program KLA, porsinya tidak memadai, kemudian programnya tidak dikontrol dengan baik, Gus Hari yakin bahwa launching tahun lalu itu hanya sekadar seremonial belaka.

Apalagi, di Kota Mataram meskipun hanya di beberapa titik, masih ada anak-anak yang menjalani kegiatan yang tidak semestinya. Seperti berjualan koran di jalan maupun anjal dan pengemis. ‘’Hemat saya, pemerintah memang harus memberikan porsi seperti itu (lebih, red),’’ imbuhnya. Di sisi lain, BP2KB harus tegas meminta anggaran kepada TAPD dengan berkoordinasi dengan Komisi IV.

‘’Kemudian nanti Komisi IV menyampaikan kepada Badan Anggaran,’’ cetusnya. Gus Hari menyayangkan minimnya anggaran yang diberikan Pemkot Mataram kepada BP2KB. Namun demikian, politisi Partai Demokrat ini berharap pada tahun anggaran 2016 nanti, kebutuhan untuk program KLA agar benar-benar dianggarkan secara maksimal dan parsial.

Hajatannya tidak lain supaya pada tahun 2018 mendatang KLA harus betul-betul terwujud. Dikatakan Gus Hari, pembagian anggaran yang minim, tidak hanya dirasakan BP2KB, beberapa SKPD lainnya juga bernasib sama. Dengan anggaran yang minim, mestinya BP2KB Kota Mataram harus mampu berinovasi. ‘’Kita akan melihat inovasinya seperti apa. Minimal dia itu bekerjasama dengan sektor yang lain,’’ imbuhnya.


Karena bagaimanapun, untuk mewujudkan KLA itu, BP2KB jelas tidak bisa berjalan sendiri. (fit)

Komentar