Masih di Bawah UMK

FRAKSI PDI Perjuangan DPRD Kota Mataram menyoroti banyak hal menyikapi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Kota Mataram tahun anggaran 2014 dan nota keuangan RAPBD perubahan Kota Mataram tahun anggaran 2015. Salah satunya adalah pemberian honor tenaga konrak atau tenaga harian lepas yang disebut masih di bawah UMK (Upah Minimum Kabupaten/Kota).

Juru bicara Fraksi PDI Perjuangan Kota Mataram, Fuad Sofian Bamasaq, SH., dalam pemandangan umum fraksinya mengungkapkan, selain tenaga kontrak dan THL, PTT (Pegawai Tidak Tetap), termasuk insentif kepala lingkungan serta kader Posyandu juga masih di bawah UMK. Dikonfirmasi Suara NTB di ruang kerjanya, Fuad menyayangkan pemerintah kerap menekankan kepada para pengusaha supaya membayar gaji karyawan sesuai UMK.

Sementara di internal pemerintah sendiri, Fuad melihat masih ada pemberian upah honor maupun insentif jauh di bawah UMK. ‘’Masih banyak kami lihat yang mendapat upah atau honor cuma Rp 600 ribu per bulan,’’ sesalnya. Padahal, seperti diketahui UMK Mataram tahun 2015 ditetapkan sebesar Rp 1.405.000. Pemberian upah ataupun honor yang berkisar antara Rp 600 ribu – Rp 700 ribu, jelas masih di bawah standar.

‘’Kami prihatin,’’ akunya. Anggota Komisi I ini berharap ke depan ada formulasi yang tepat bagaimana supaya pegawai honor, THL, PTT, kepala lingkungan maupun kader Posyandu agar mendapat upah atau honor sesuai UMK. ‘’Mereka ini yang justru harus diperhatikan karena di lapangan kami melihat, mereka inilah yang banyak bekerja,’’ ujarnya.

Fuad menilai THL, kepala lingkungan maupun kader Posyandu merupakan personel garda terdepan yang membantu mensukseskan program-program pemerintah. Mantan kepala lingkungan ini membeberkan saat ini insentif kepala lingkungan sekitar Rp 800 ribu. Ke depan nominal ini diharapkan segera dilakukan penyesuaian mengacu kepada UMK.


Banyak tugas pemerintah yang dilaksanakan oleh kepala lingkungan dan juga kader Posyandu. Ia mencontohkan banyak kasus gizi buruk yang terungkap dari kegiatan rutin kader Posyandu. ‘’Kader Posyandu ini terus mencari dan mendata mana ibu-ibu yang memiliki anak balita. Ini yang membuat kami prihatin,’’ pungkasnya. (fit)

Komentar