Masyarakat Butuh Kepastian

Ismul Hidayat
PERNYATAAN Kepala Dinas Takowasbang (Tata Kota dan Pengawasan Bangunan) Kota Mataram Drs. HL. Djunaidi yang menilai bahwa lahan abadi tidak mutlak di Mataram, ditanggapi oleh Sekretaris Komisi III DPRD Kota Mataram, Ismul Hidayat. Ia tidak menafikan kebutuhan masyarakat pemilik lahan.

Untuk hal ini, masyarakat membutuhkan kepastian regulasi dan sinkronisasi antara aturan dari pusat, provinsi dan Kota Mataram. Misalnya RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) untuk lahan pertanian maupun RTH (Ruang Terbuka Hijau). Ia menilai pernyataan Kepala Dinas Takowasbang yang mengatakan bahwa lahan pertanian di Mataram tidak mutlak karena dari bahasa hukum berpeluang untuk itu.

Ia mencontohkan kata dapat dalam perda, dimaknai sebagai sesuatu yang tidak wajib. Tetapi bagaimanapun, agar tidak terjadi kesalahan ke depan, regulasi ini harus dipastikan. Jangan sampai, karena berorientasi sebagai kota jasa perdagangan, kemudian aturan ditafsirkan berbeda sehingga kota tidak lagi tertata. ‘’Yang diinginkan public itu adalah kepastian,’’ imbuhnya.

Kalau misalnya ada regulasi itu dinegosiasi karena perbedaan kultur kota dengan kabupaten yang notabene lahan pertaniannya masih luas. ‘’Pemkot mestinya menegaskan hal itu kepada pemerintah pusat maupun Pemprov,’’ ujarnya. Artinya, kalau kenyataannya kota lebih kecil daripada kabupaten, mestinya regulasi yang berbeda juga diterapkan dalam hal ini.

Rencana detail harus disusun, sehingga pembangunan di Kota Mataram terarah. Jangan sampai ini menjadi kepentingan segelintir orang. ‘’Setelah dibangun baru diurus izinnya,’’ kata anggota Dewan dari PKS ini. Mestinya dari sekarang Pemkot Mataram sudah bisa melihat dan mengidentifikasi peruntukan kawasan di Mataram.

‘’Kalau zona dibagi per kecamatan misalnya, harus jelas mana zona pendidikan, zona perdagangan dan lain sebagainya,’’ sebut Ismul. Ia tidak menyangkal memang banyak masalah yang akan timbul terkait lahan abadi. Bahkan, dengan alasan bahwa bahwa pembangunan di Mataram tidak boleh stagnan, maka pembangunan di beberapa titik terkesan mengabaikan RTRW.


Ismul menekankan pentingnya koordinasi dan komunikasi antar SKPD terkait sehingga tidak terkesan SKPD yang satu menginginkan lahan abadi dan SKPD lainnya member sinyal bahwa lahan abadi di Mataram sulit tercapai. (fit)

Komentar