Pasar Tradisional di Mataram Belum Nyaman bagi Pengunjung

Mataram (Suara NTB) –
Pasar-pasar tradisional di Kota Mataram belum mampu memberikan kenyamanan bagi pengunjung yang berbelanja di sana. Salah satu pangkal persoalannya adalah masalah kebersihan pasar. Ini terungkap saat Komisi II DPRD Kota Mataram melakukan kunjungan ke dua pasar tradisional di Kota Mataram.

Kunjungan yang dipimpin Sekretaris Komisi II DPRD Kota Mataram, Drs. HM. Noer Ibrahim mendatangi dua pasar besar di Kota Mataram. Yakni, Pasar Mandalika dan Pasar Kebon Roek Ampenan. Terhadap masalah kenyamanan pengunjung, Noer Ibrahim memang tidak menampik bahwa sampah masih menjadi persoalan serius yang dihadapi dalam pengelolaan pasar tradisional.

Dalam kunjungan itu, Komisi II menekankan kepada Kepala Pasar Mandalika dan Pasar Kebon Roek untuk meningkatkan kinerja mereka. Peningkatan kinerja ini akan terukur dari kebersihan dan keamanan pasar. Selain masalah kebersihan dan keamanan, beberapa hal yang menjadi temuan Komisi II, menjadi atensi serius komisi yang membidangi masalah aset dan keuangan daerah itu.

‘’Kalau masalah PAD, tidak ada masalah. Target retribusi Pasar mandalika dan Pasar Kebon Roek per tanggal 31 Maret 2016 sudah tercapai,’’ sebutnya. Kepala Pasar Mandalika, kata Noer Ibrahim mengeluhkan status pasar swasta yang masih nempel dengan pasar milik Pemkot Mataram itu. Sementara, katanya, pasar swasta itu belum memberikan kontribusi PAD kepada Pemkot Mataram.

Politisi Golkar itu juga menyebutkan bahwa pasar swasta itu diduga belum mengantongi izin operasional dari Pemkot Mataram. Pada kesempatan yang sama, Noer Ibrahim juga mendapat penjelasan dari Kabid Perdagangan pada Dinas Koperindag Kota Mataram bahwa Pasar Kebon Roek Ampenan akan direlokasi ke sebelah utara lakasi pasar saat ini. Koperindag member gambaran bahwa di lokasi Pasar Kebon Roek yang baru nantinya, akan lebih luas dan representative bagi pedagang.

‘’Karena konstruksi bangunan Pasar Kebon Roek yang sekarang saya perhatikan terlalu curam,’’ katanya. Sehingga pedagang enggan menempati lantai II pasar Kebon Roek. Noer Ibrahim memberi catatan, kalau lahan yang tersedia untuk merelokasi Pasar Kebon Roek cukup luas, pasar tipe A tersebut sebaiknya dibangun satu lantai saja agar tidak menjadi mubazir seperti yang sekarang ini. (fit)

Komentar