Waspadai Pergaulan Siswa

TIGA orang siswa yang diduga positif mengkonsumsi narkoba, sangat disayangkan. Pasalnya, banyak harapan yang digantungkan kepada para siswa sebagai generasi penerus bangsa. Peredaran narkoba kini, memang semakin luas. Tidak hanya menyasar orang tua tapi sudah masuk ke lingkungan sekolah. Kondisi ini tentu harus menjadi kewaspadaan bersama. Bagaimana menjaga generasi muda bangsa ini agar terhindar dari hal-hal negatif seperti itu.

Untuk ‘’menjaga’’ para siswa, tentu tidak ansih menjadi tugas sekolah semata ataupun orang tua. Itu sejatinya menjadi tugas kita bersama. Baik sekolah, orang tua maupun pihak-pihak terkait lainnya dalam mengambil peran sesuai tupoksinya masing-masing. Sekolah tentu mempunyai sejumlah kiat bagaimana menjaga anak didiknya agar terhindar dari narkoba.

Menjauhkan siswa dari narkoba pada zaman sekarang ini, memang bukan pekerjaan yang mudah. Apalagi kita melihat pergaulan para siswa sudah mengarah pada pergaulan bebas. Ini membuka celah bagi oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab untuk menawarkan barang haram itu kepada para siswa. Kegiatan imtaq (iman dan takwa) yang dilakukan sekali dalam sepekan jangan dianggap sudah cukup untuk membentengi para siswa dari godaan narkoba.

Hal tersebut justru menjadi tantangan berat bagi sekolah untuk lebih kreatif lagi dalam upaya pencegahan masuknya pengaruh narkoba ke sekolah-sekolah. Melibatkan siswa dalam sejumlah kegiatan edukatif di sekolah, bisa menjadi salah satu alternatif menjauhkan mereka dari pengaruh narkoba. Sementara di lingkungan keluarga, orang tua harus memberikan perhatian ekstra kepada anak-anaknya.

Orang tua jangan menganggap bahwa pengawasan sudah cukup dilakukan oleh pihak sekolah saja. Pengawasan berlapis tentu akan lebih baik untuk mencegah para siswa terjerumus menggunakan narkoba. Orang tua sebaiknya tidak memberi izin begitu saja kepada anak-anaknya untuk ke luar rumah jika tujuannya tidak jelas. Apalagi misalnya, mereka berada di luar rumah hingga larut malam. Selain itu, orang tua juga harus mengetahui dengan siapa anaknya bergaul.

Demikian pula dengan BNN (Badan Narkotika Nasional). Langkah yang diambil BNN dengan menggelar tes urine bagi 80 siswa di Kota Mataram merupakan upaya antisipasi yang baik. Karena dari tes urine itu nantinya, akan diketahui mana siswa yang terindikasi menggunakan narkoba dan sebaliknya. Tetapi diharapkan tes urine itu tidak hanya dilakukan di sekolah-sekolah tertentu saja.

Tes urine sebaiknya menyasar seluruh siswa secara berkala. Kalau ada siswa yang terindikasi menyalahgunakan narkoba, pihak sekolah bersama orang tua siswa harus cepat mengambil tindakan. Yakni merehabilitasi siswa yang bersangkutan sampai benar-benar pulih sembari memberi pembinaan agar mereka tidak kembali menggunakan narkoba. Selain itu, BNN diharapkan tidak lelah memberikan penyadaran kepada masyarakat, termasuk di sekolah-sekolah terkait bahaya narkoba.


Karena mengkonsumsi narkoba akan merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Untuk itu, perang terhadap narkoba hendaknya bukan sebatas pernyataan, harus ada wujud nyata dari semua pihak dengan cara tidak mencoba narkoba. (*)

Komentar