Jadi Ikon Kota Mataram

Pantai Ampenan Dikeluhkan Nihil Toilet

Kota Mataram memiliki pantai yang panjangnya mencapai 9 kilometer. Diantara bentangan pantai itu, salah satu yang paling terkenal adalah Pantai Ampenan. Pantai Ampenan sangat dikenal, tidak saja karena dulunya pantai itu pernah menjadi pelabuhan tersohor, tapi juga karena belakangan Pemkot Mataram menggaungkan revitalisasi kota tua Ampenan. Kota Tua Ampenan merupakan salah satu ikon Kota Mataram. Dan, Pantai Ampenan tentu saja bagian dari itu.

NAMUN, tidak sedikit pengunjung yang datang ke sana, kecewa. Ana, salah seorang pengunjung yang berasal dari Batam mengaku, meski merasa senang berada di Pantai Ampenan, namun ia memberikan sejumlah catatan. Ia melihat PKL yang berjualan di sana belum tertata dengan rapi. Seperti pada siang hari, para PKL banyak yang meninggalkan begitu saja rombong miliknya sembari ditutup terpal.

Kondisi itu memberikan pemandangan kumuh dan semrawut. ‘’Pantai (Ampenan, red) ini bagus, cuma kurang rapi,’’ katanya. Ana mencontohkan pantai lain yang pernah dia kunjungi di Pontianak. Di sana, katanya, anjungan pantainya pada sore hari dipenuhi PKL yang berjualan aneka ragam kuliner. ‘’Tapi paginya sudah bersih karena gerobaknya dibawa pulang. Sehingga paginya anjungan itu bisa dimanfaatkan masyarakat untuk berolahraga,’’ ujarnya.

Selain itu, wanita berparas cantik ini juga mengkritik nihilnya toilet di Pantai Ampenan. ‘’Jadi ini katanya kalau mau ke toilet, ada di musala. Bukannya itu untuk jemaah yang salat,’’ tanyanya. Keluhan serupa juga diungkapkan Nuraini, pengunjung asal Kota Mataram. Ia mengaku terpaksa pulang sebelum waktunya, karena Pantai Ampenan tidak dilengkapi dengan fasilitas toilet untuk pengunjung.

‘’Kalau di objek wisata itu, toiletnya harus banyak,’’ sarannya. Sehingga pengunjung yang hendak buang air kecil dan lain-lain, tidak harus pulang ke rumah. Parkir di pantai bom—begitu masyarakat biasa menyebut pantai itu, juga tidak luput dari sorotan pengunjung. Pantauan Suara NTB di Pantai Ampenan, Sabtu (12/11) tarif parkir di sana Rp 2.000 untuk kendaraan roda dua dan Rp 5.000 untuk kendaraan roda empat.

Tarif parkir yang diberlakukan di Pantai Ampenan ini, jelas tidak sesuai dengan Perda Kota Mataram tentang pengelolaan parkir. Apalagi yang memungut uang parkir di Pantai Ampenan bukanlah jukir resmi yang ditunjuk oleh Dishubkominfo Kota Mataram. Sedangkan untuk fasilitas pendukung, Pantai Ampenan sama sekali tidak dilengkapi dengan toilet. Sehingga bagi pengunjung yang ingin buang hajat, terpaksa harus ke musala. Padahal, toilet itu diperuntukkan bagi jemaah yang hendak melaksanakan ibadah salat, bukan untuk pengunjung pada umumnya.


Nihilnya toilet di Pantai Ampenan jelas berpengaruh pada tingkat kepuasan pengunjung dan juga omzet para pedagang. Misalnya, pengunjung yang sedianya akan berlama-lama menikmati pemandangan Pantai Ampenan, terpaksa mengurungkan niatnya lantaran tidak ada toilet. Untuk itu, kalau memang Pemkot Mataram serius melakukan revitalisasi, masalah toilet ini harus menjadi perhatian utama, di samping masalah penataan PKL. (fit)

Komentar