Monitor Capaian PBB

HM. Noer Ibrahim
PIUTANG PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) pada tahun 2015 sebesar Rp 2 miliar yang sampai saat ini belum tertagih di masyarakat, menjadi perhatian khusus Komisi II DPRD Kota Mataram. Sekretaris Komisi II DPRD Kota Mataram, Drs. HM. Noer Ibrahim mengaku, Komisi II sudah bertemu dengan Dispenda Kota Mataram untuk membahas masalah ini.

Menurut penjelasan Dispenda, untuk memaksimalkan penagihan piutang PBB, Dispenda telah meminta semua staf mereka untuk turun ke lapangan guna melakukan penagihan kepada masyarakat yang diketahui masih menunggak pajak. ''Memang sudah kita setting itu, bahwa mulai tahun 2016 ini, semua pegawai Dispenda itu diturunkan ke lapangan untuk mencari titik - titik tunggakan PBB,'' terangnya.

Kepala Dispenda Kota Mataram, katanya, telah menugaskan para pegawai. Sehingga Dispenda Kota Mataram optimis piutang PBB ini bisa tertagih pada tahun 2016 ini. Melihat waktu efektif yang tersisa di tahun 2016, Noer Ibrahim juga masih optimis tunggakan itu dapat diselesaikan sampai akhir Desember mendatang.

''Memang waktunya tinggal sedikit, tapi kan petugas Dispenda sudah dibagi habis,'' katanya. Hasil pencermatan Komisi II, sambung Noer Ibrahim, dari nilai piutang PBB, di dalamnya termasuk pula tagihan PBB yang tercetak ganda. ''Itu sudah kita telusuri, ada sekitar 40 an orang,'' sebutnya.

Ia mencontohkan, pada satu objek yang sama, terbit dua PBB. ''Satu atas nama pemilik dan satu lagi atas nama petani penggarap,'' katanya. Politisi Partai Golkar ini tidak secara gamblang menjawab, apakah piutang PBB itu terjadi karena keengganan masyarakat membayar PBB ataukah masyarakat memang malas mendatangi tempat - tempat pembayaran PBB.

Yang jelas, kata Noer Ibrahim, Komisi II DPRD Kota Mataram telah memantau bahwa Dispenda telah melakukan upaya jemput bola kepada masyarakat. Salah satunya adalah dengan menggunakan mobil operasional keliling. Komisi II juga sempat mempertanyakan, mengapa baru sekarang upaya mengerahkan pegawai untuk menagih tunggakan PBB dilakukan Dispenda Kota Mataram. Alasannya, Dispenda juga masih menelusuri kesalahan pencetakan, termasuk pencetakan PBB ganda.

Dengan demikian, nantinya akan diketahui, berapa sesungguhnya piutang PBB. ''Jadi yang riil itu berapa. Jadi yang dobel - dobel itu harus dipisahkan supaya tidak kelihatan piutangnya besar,'' pintanya. Ini, kata Noer Ibrahim akan tetap menjadi bahan monitoring Komisi yang membidangi masalah keuangan ini. (fit)


Komentar