Sesalkan Pemadaman Listrik

Komisi IV akan Panggil PLN dan Kepsek

Mataram (Suara NTB) –
Ketua Komisi IV DPRD Kota Mataram, H. Muhir, S.Kep., menyayangkan terjadinya pemadaman listrik saat berlangsungnya simulasi UNBK, Senin (13/3) kemarin. Ia menilai persiapan simulasi UNBK itu belum terlalu matang. Seharusnya semua pihak diajak berkoordinasi. Baik pihak PLN, kesiapan kepala sekolah. Termasuk di dalamnya adalah menyiapkan perlengkapan UNBK.

Komisi IV, kata dia, sudah berkoordinasi dengan kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram. Sejauh ini, UNBK sudah siap dilaksanakan. ‘’Mengenai kekurangannya sambil jalan,’’ cetusnya. Sementara itu terkait pelaksanaan UNBK, Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin telah bersurat kepada pihak PLN dan Telkom. Nyatanya, pada hari H pelaksanaan simulasi UNBK, justru terjadi pemadaman listrik.

‘’Apalagi ini mati listrik, bisa terkendala anak-anak untuk UNBK,’’ sesalnya. Untuk itu, komisi yang membidangi masalah pendidikan ini berencana memanggil pihak-pihak terkait untuk mengklarifikasi seputar kesiapan UNBK. Adapun pihak-pihak yang akan dipanggil adalah Kepala Dinas Pendidikan dan juga pihak PLN dan Telkom.

Pada bagian lain, Muhir juga menekankan perlunya sekolah-sekolah memiliki genset. ‘’Kenapa harus punya genset, karena ada juga kegiatan lain yang dilaksanakan oleh pihak sekolah pada malam hari. Seperti kegiatan keagamaan,’’ terang politisi Golkar ini. Pengadaan genset di sekolah, kata Muhir, bisa saja dengan menggalang partisipasi masyarakat.

Tetapi, belajar dari pengalaman yang terjadi di SMPN 6 Mataram, yang melakukan penggalangan partisipasi masyarakat yang belakangan dianggap sebagai pungli dengan ditetapkannya kepala SMPN 6 Mataram sebagai tersangka, Komisi IV berencanakan melakukan sosialisasi terkait hal itu. ‘’Kita mau kumpulkan kepala sekolah, termasuk Ketua Tim Saber Pungli. Sejauh mana batasan pungli itu,’’ katanya.


Karena bagaimanapun, sekolah tidak mungkin diharapkan bisa maju tanpa adanya dukungan dari masyarakat. ‘’Karena di dalam undang-undang itu dua, pemerintah dan masyarakat,’’ sebutnya. Sosialisasi itu diharapkan dapat menjadi wadah menyamakan persepsi terkait batasan pungli. ‘’Supaya jangan sembarang tangkap orang. Nanti lama-lama ndak ada orang mau jadi kepala sekolah,’’ katanya. Namun demikian, Muhir belum bisa memastikan kapan sosialisasi itu akan dilaksanakan. (fit)

Komentar