Optimis Perwal Lahan Abadi
PERWAL
lahan pertanian abadi di Kota Mataram yang tengah digodok di tingkat eksekutif,
menuai pro kontra. Anggota DPRD Kota Mataram, Lalu Suriadi, SE., kepada Suara NTB di DPRD Kota Mataram, mengaku
setuju dengan pendapat Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh, bahwa pemilik sawah
tidak bisa dipaksa untuk tidak menjual sawahnya. Namun di sisi lain politisi
PAN ini optimis Perwal (Peraturan Walikota) soal Lahan Pertanian Abadi bisa
terwujud.
‘’Kalau
tidak termasuk dalam RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah), tidak bisa dipaksa
untuk tidak menjual sawahnya,’’ ujar Suriadi. Anggota fraksi Partai Golkar ini
mengtakan, untuk membentuk sebuah regulasi diperlukan adanya komunikasi yang
intens dengan para pihak. Sehingga, penerapan Perwal lahan pertanian abadi di
Kota Mataram, katanya, tinggal menunggu waktu.
Meskipun
Kota Mataram dalam posisi sulit mempertahankan luas sawah yang ada. Namun
paling tidak masih ada lahan yang tersisa sekitar 10 persen untuk lahan abadi. Selain
itu, lanjut Suriadi, untuk mensiasati lahan pertanian abadi, perlu adanya
gagasan penciptaan lahan baru. Untuk mewujudkan penciptaan lahan baru, Pemkot
melalui SKPD terkait harus memberikan pemahaman kepada masyarakat.
Penciptaan
lahan baru, menurut Suriadi, tidak ansih berpa lahan persawahan, melainkan
petak-petak kebun untuk menanam jenis tanaman selain padi. ‘’Memang untuk
menciptakan sawah baru di Mataram tidak mungkin,’’ cetusnya. Karenanya, untuk
alasan ketahanan pangan, Pemkot mataram diminta kreatif. Tidak sebatas penciptaan
lahan baru, sambungnya, bisa juga dengan pola kerjasama investasi pertanian dengan
daerah lain.
Suriadi
tidak sependapat dengan syarat penetapan lahan pertanian abadi. Seperti
diketahui, ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi Pemkot Mataram terkait
keinginan membentuk perwal lahan pertanian abadi. Antara lain menyediakan
saluran irigasi yang terhubung dengan semua sawah yang ada. Memberi insentif
bibit dan pupuk kepada petani serta mensubsidi pembayaran PBB petani yang
sawahnya masuk dalam lahan pertanian abadi.
‘’Lahan
pertanian ini kan lahan produktif,
masak untuk PBB saja harus ditanggung,’’ ujarnya. Sedangkan untuk penyediaan
saluran irigasi terpadu, ia yakin bisa diikhtiarkan dengan mencari subsidi di
pusat. (fit)
Comments