PR Penjabat Walikota Mataram

KOTA Mataram baru saja memperingati hari jadinya yang ke-22 tahun. Jika ditakar dengan usia manusia, 22 tahun memang merupakan usia yang masih relatif muda. Tetapi juga tidak bisa disebut remaja. Usia 22 tahun ini sudah dewasa. Menilik pencapaian Kota Mataram dalam rentang usia 22 tahun, tentu tidak dapat dipungkiri bahwa sudah banyak keberhasilan yang ditorehkan oleh Kota Mataram. Mulai dari pembangunan fisik serta bidang -  bidang yang lainnya.

Bahkan kalau disejajarkan dengan daerah lainnya di NTB yang notabene sudah lebih dulu ada, perkembangan Kota Mataram jauh meninggalkan kabupaten/kota lainnya di NTB. Kota Mataram berkembang cukup pesat. Perkembangan yang pesat ini, tidak terlepas dari sarana prasarana yang memadai. Dari PAD (Pendapatan Asli Daerah) misalnya. PAD Kota Mataram bertumbuh cukup baik dari hanya Rp 44,49 miliar pada tahun 2010 dan pada tahun anggaran 2016 nanti PAD Kota Mataram direncanakan sekitar Rp 217 miliar lebih.

Ini tentu pencapaian yang patut diapresiasi. Peningkatan PAD yang cukup signifikan itu, pastinya bukan merupakan hasil kerja satu dua orang, tetapi hasil kerja bersama, antara jajaran eksekutif maupun legislatif. Mataram pada usia 22 tahun pada tanggal 31 Agustus 2015, telah berganti estafet kepemimpinan. Kita tidak menutup mata, bahwa Walikota sebelumnya, baik mendiang H. Moh. Ruslan, SH., maupun H. Ahyar Abduh telah mampu menghantarkan Kota Mataram menjadi kota yang berkembang pesat.

Kemajuan yang dialami Kota mataram terutama terlihat dari maraknya pembangunan fisik. Sejumlah lahan pertanian produktif dalam 10 tahun terakhir berangsur-angsur berubah menjadi bangunan-bangunan fisik. Baik untuk perkantoran maupun ruko (rumah toko). Sebagai ibukota Provinsi NTB, Kota Mataram memang tidak bisa menutup diri terhadap gelombang kaum urban yang ‘’menyerbu’’.

Banyak kepala keluarga yang notabene merupakan pendatang dari Jawa, Bali, Padang, Jakarta dan lain sebagainya menggantungkan hidupnya di Kota Mataram. Banyak pendatang yang akhirnya menjadi warga Mataram lantaran iklim usaha dan investasi di Kota Mataram yang cukup menggembirakan. Kini, setelah dipimpin Penjabat Walikota Mataram, Dra. Hj. Putu Selly Andayani, MSi., menjadi harapan semua pihak, terutama warga Mataram, bagaimana agar penggati H. Ahyar Abduh ini mampu membawa Kota Mataram kea rah yang lebih baik.

Sebagai figur yang diberikan amanah memimpin Kota Mataram oleh Gubernur NTB, banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Penjabat Walikota Mataram. Misalnya bagaimana mengendalikan laju alih fungsi lahan akibat maraknya pemberian izin membangun ruko. Selain itu, meski berstatus Penjabat Walikota, bukan berarti tidak bisa berinovasi dengan programnya sendiri. Program Penjabat Walikota Mataram sepanjang hajatannya untuk kesejahteraan warga Mataram, memang harus mendapat dukungan penuh dari segenap elemen masyarakat Kota Mataram.


Penerapan lima hari kerja per 1 September kemarin diharapkan menandai babak baru Kota Mataram yang makin maju, religius dan berbudaya. (*)

Comments

Popular Posts